Bau nyale dalah tradisi menangkap nyale masyarakat lombok tengah. Pantai Seger, merupakan lokasi dan arena masyarakat lombok berkumpul untuk menangkap Nyale (sejenis cacing laut).
Asal-Usul Bau nyale adalah cerita Rakyat yang sudah menjadi kepercayaan juga tradisi Suku Sasak Pulau Lombok. Menurut sumber yang dapat di percaya, Cerita ini Banyak Versinya. Cerita masyarakat lombok tengah dan lombok timur sudah berbeda. Akan tetapi, Cerita ini tersimpan di buku Takapan (Babad Suku Sasak). Disini akan dipaparkan cerita Asal Usul Acara Bau nyale Yang Paling mendominasi dari cerita versi lain.
Kisah Putri Mandalika
Putri Mandalika adalah seorang Putri dari kerajaan Pejanggiq (Tunjung Bitu) pulau Lombok. Rajanya bernama Tonjang Beru, merupakan Raja yang arif bijaksana dan dapat di percaya oleh rakyatnya untuk memimpin negerinya. Putri mandalika adalah seorang wanita yang baik, dan cerdas. Disamping itu putri mandalika juga terkenal dengan ramah dan sopan.
Kecantikan Putri mandalika tersebar hingga ke penjuru negeri, bahkan kerajaan lain. Pangeran dari berbagai kerajaan datang ke Bitu untuk melihat kecantikan putri mandalika. Setiap pangeran yang sudah melihat kecantikan putri mandalika, bermaksud untuk melamar sang putri.
Sang putri yang menjadi sasaran para pangeran untuk menjalin hubungan, bingung dan tak tahu harus menerima lamaran yang mana. Karena menurutnya semua pangeran itu baik, maka diterima semua lamaran dari pangeran-pangeran berbagai kerajaan. Hal ini membuat para ksatria itu bingung.
Sikap putri mandalika yang menerima semua lamaran membuat para pangeran geram. Bukan terhadap putri mandalika, akan tetapi pada para pelamar yang lain. Para pangeran yang melamar sang putri berkumpul untuk memutuskan siapa yang berhak menikahi putri. Semuanya tak ingin mengalah, hasil dari kumpulnya para pangeran itu berimbas pada pecahnya peperangan antar kerajaan. Karena pihak kerajaan bitu sendiri tak mengerti apa maksud putri mandalika dengan menerima semua lamaran.
Kabar akan terjadinya peperangan sampai pada kerajaan bitu. Sang raja bingung dan tak tau apa yang harus diperbuat. Ketika itu putri mandalika mengambil sikap. Ia meminta izin untuk menyelasaikan urusan itu sendiri dengan mengundang semua pengeran yang melamar.
Setelah waktu yang ditentukan, pantai Sereg ramai dengan kedatangan para tamu kerajaan. Putri mandalika datang, dan langsung pergi menghadap pantai. Para tamu yang menunggu keputusan itu gerah, dan tak sabar. Putri mandalika tetap memutuskan untuk menerima lamaran semua pangeran. Putri mandalika juga berkata bahwa dirinya adalah milik seluruh rakyat lombok. Setelah itu putri masuk kedalam laut dan menghilang. Semua panik, seluruh pasukan dikerahkan untuk mencari sang putri. Akan tetapi tak ada seorangpun yang menemukannya.
Beberapa saat kemudian. Laut yang tenang dengan deburan ombak, membawa nyale ke pantai. Masyarakat setempat meyakini bahwa nyale itu merupakan perwujudan dari putri mandalika yang berkorban demi rakyat agar tak terjadi peperangan.
Acara Bau Nyale
Acara bau nyale dilaksanakan semenjak sore hari sampai pagi. Acara ini bisa diikuti semua masyarakat lombok dan pendatang. Acara ini berlangsung 2 kali. Yakni pada tanggal 20 bulan bubur putih dan 15 bulan bubur merah dalam kalender suku sasak (antara bulan februari dan maret). Bau nyale pertama biasanya lebih meriah dari pada yang kedua.
![]() |
Nyale yang baru di tangkap seorang pemuda |
Orang-orang yang datang akan berlomba-lomba menangkap sebanyak mungkin nyale. Nyale yang ditangkap biasanya akan dijadikan makanan. Nyale juga dipercaya masyarakat lokal dapat menyuburkan pertanian. Maka dari itu, banyak juga petani yang menangkap nyale untuk pupuk tanaman mereka diladang.
Saat ini bau nyale sudah dijadikan sebagai acara kebudayaan lombok tengah. Dan sudah mengalami beberapa pergesaran. Dahulu, orang-orang datang ke pantai seger sore hari dan melakukan berbagai kegiatan disana sambil menunggu nyale yang datang. Warga yang datang melakukan kegiatan seperti betandak (berbalas pantun), belancaran (berpesiar ke laut dengan perahu), dan Bejambik (pemberian cinderamara untuk pasangan). Sekarang sudah jarang orang-orang melakukan kegiatan seperti itu.
Comments
Post a Comment