Skip to main content

Perspektif: Bahasa Alay, Bahasa dari Keterbatasan Menuju Kebudayaan Dalam pandangan Post-Strukturalisme

TaKe mE 2 yOuR hEaRtZzz (take me to your heart/ bawa aku ke dalam hatimu)
cXnK qMoh tO cKiDnAAAAaaaAaAaaaa (sayang kamu tuh, sakitnya)
m_tHa apOn YoH (minta ampun ya)

Post-Strukturalisme adalah sebuah pemikiran yang muncul akibat ketidak puasan atau ketidak setujuan pada pemikiran sebelumnya, yaitu Strukturalisme. Pelopor strukturalisme itu sendiri adalah Ferdinand de Saussure. Beliau mengatakan bahwa bahasa sebagai sebuah sistem tanda harus dilihat ke dalam tahapan tunggal sementara (single temporal plane). Aspek diakronis bahasa, yakni bagaimana bahasa berkembang dan berubah dari masa ke masa, dilihat sebagai bagian yang kurang penting.

Salah satu tokoh yang mendukung pemikiran Post-Strukturalisme adalah filsuf Prancis Jacques Derrida. Derrida mengatakan bahwa Saussure memberikan esensi manusia kepada bahasa. Logosentrime dan fonosentrisme adalah paham yang berusaha dikritik Derrida.  Menurutnya kelemahan logosentrisme adalah menghapus dimensi material bahasa dan kelemahan fonosentrisme adalah menomorduakan tulisan karena memprioritaskan ucapan. Jika fenomenologi dulu asyik berbicara dengan intersubyektifitas, maka Derrida sekarang berbicara tentang intertekstualitas, karena suatu teks tidak pernah terisolasi tetapi selalu berkaitan dengan teks-teks lain.

Contoh Bahasa Alay media cetak.


Bahasa adalah bentuk dari kebudayaan kelompok manusia. Budaya dan bahasa berjalan beriringan dan saling mempengaruhi. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, banyak budaya baru yang bertentangan dengan budaya lama walau dalam wilayah yang sama. Dalam pengertian yang penting, post strukturalisme adalah sebuah pemberontakan, sebab cara yang sangat efektif untuk memberontak adalah dengan menuduh pendahulu kita tidak berani menyokong keyakinan mereka sendiri (Peter Barry 2010).

Bahasa ALAY Sebagai Bentuk melawan Keterbatasan.

Pada saat ini di Indonesia, dalam lingkungan pergaulan telah dikenal dan berkembang bahasa Alay. Masih belum jelas kata Alay mewakili pengguna bahasa tersebut. Ada sumber yang menyebutkan, alay ini berasal dari singkatan "anak layangan", yang punya asosiasi pada anak muda tukang kelayapan, atau anak kampung yang berlagak mengikuti tren fashion dan musik. Bahasa alay, mencampur aduk antara tulisan, lisan, dan gambar, sehingga semuanya menjadi kacau. Kekacauan bahasa itu terlihat karena peletakan gambar yang seenaknya dan kadang emosi juga diungkapkan secara tidak tepat. Jika meurut pandangan strukturalis fenomena bahasa alay merupakan kerusakan bahasa. Akan tetapi menurut pengguna bahasa alay, Bahasa yang rusak itu justru dianggap sebagai kreatifitas. Kreatifitas yang mendobrak struktur bahasa menjadi tak karuan. Bahasa Alay ini merupakan gerakan post-struktural, membuat strutktur baru, tidak tetap, dan menimbulkan kebudayaan baru.
  
Jika Derrida memulai pemikiran dekonstruksinya lewat linguistik, tentunya bahasa juga akan mempengaruhi sebuah perkembangan pemikiran-pemikiran yang lainnya lewat post-strukturalisme. Derrida menjelaskan dekonstruksi dengan kalimat negasi. Menurutnya dekonstruksi bukan suatu analisis dan bukan kritik, bukan suatu metode, bukan aksi maupun operasi. Singkatnya, dekonstruksi bukanlah suatu alat penyelesaian dari "suatu subjek individual atau kolektif yang berinisiatif dan menerapkannya pada suatu objek, teks, atau tema tertentu".  Dekonstruksi adalah suatu peristiwa yang tidak menunggu pertimbangan, kesadaran, atau organisasi dari suatu subjek, atau bahkan modernitas.

Melihat perkembangan bahasa slang di Indonesia, Alay berkembang dengan sendirinya, tidak menunggu pertimbangan apapun, diluar kesadaraan, dan hampir semua remaja pernah terjangkit "virus" alay tersebut. Pada umumnya bahasa alay lebih nampak dalam bentuk tulisan. Tulisan disini adalah bentuk representasi dari bahasa lisan. Pengguna bahasa Alay mengubah struktur tulisan ini menjadi lebih padat, dengan penggunaan angka, atau huruf yang lain.

Beberapa penelitian dilakukan terhadap perkembangan bahasa alay ini. Sebagian besar para peneliti sepakat bahwa bahasa Alay muncul pertama kalinya sejak ada program SMS (Short Message Service) atau pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan tarif per karakter yang berfungsi untuk menghemat biaya. Semua kata dan kalimat 'dijungkirbalikkan' begitu saja dengan memadukan huruf dan angka. Penulisan gaya alay ini tidak membutuhkan standar baku atau panduan khusus, semua dilakukan suka-suka dan bebas saja.

Bahasa ini ada karena keterbatasan, dalam hal ini bentuk tulisan pada Program SMS. Keterbatasan ini menjadikan pengguna ponsel, dipaksa secara halus untuk memadatkan bentuk tulisan. Hasilnya, penggunaan huruf dan angka dipadukan untuk membentuk bahasa baru yang kemudian berkembang menjadi bahasa alay. Sebagai contoh bentuk teks bahasa alay :

1n5y4 4JJl N4nt1 50re ud 4d4 4cr4. p0kUqnY 5e3p b3ud.  
Insya allah nanti sore uda ada acara. Pokoknya siip (beud) banget

Bentuk tulisan kacau nan alay ini, merupakan bentuk dari kreatifitas yang ada pada penulisan SMS karena keterbatasan karakter huruf. Secara tak sadar para pengguna ponsel pasti mempersingkat kata-kata karena keterbatasan tersebut.  Lalu muncul beberapa simbol untuk mewakili kata-kata tersebut. Seperti contoh diatas, kata Allah diganti menjadi 4JJl yang di analogikan sebagai  bentuk tulisan arab dari kata Allah. Bentuk ini bebas tidak teratur, tidak ada paduan khusus dan dengan sendirinya terbentuk karena keterbatasan.

Sebagai bentuk Post-sturktural, bahasa alay merubah dan mendekonstruksi bahasa tulis menjadi tatanan bahasa baru, dengan kreatifitas tanpa batas. Hal ini tentu menjadi kekacauan pengguna bahasa pada umumnya. Karena bahasa merupakan kebutuhan penting manusia dalam berkomunikasi. Disisi lain, bahasa alay merupakan ekspresi para penggunanya terhadap keterbatasan. Dengan merubah struktur bahasa yang sudah ada, menjadi bahasa baru, tidak terbatas, dan tidak mempunyai peraturan khusus.



Fenomena bahasa alay itu sendiri mengingatkan pada fenomena bahasa gaul yang hampir selalu ada pada setiap generasi anak muda. Bahasa-bahasa gaul yang tidak serta merta hilang terkubur dibawa peralihan generasi. Seperti "bokap" atau "nyokap", jejak bahasa prokem yang tentu Anda masih sering dengar dalam bahasa percakapan saat ini. Bahasa alay saat ini lebih mencerminkan kultur yang arbitrer, serba acak dan suka suka. Penyebabnya, teknologi komunikasi dan informasi dengan jejaring informasi betul-betul membuat dunia lebih datar, seolah-olah tiap individu bebas untuk mengusung produk budaya masing-masing. Sehingga de facto tidak ada aturan yang benar-benar dianut secara baku seperti tampak dari bentuk bahasa alay yang tidak beraturan itu. 

Sesuatu yang jauh lebih berharga dari sekedar sarkasme tak bertanggung jawab dapat dilakukan dalam mengkaji fenomena ini. Di situs jejaring sosial semacam Facebook sendiri telah lama terbentuk Grup Anti Alay. Dan tindakan-tindakan 'anti' semacam ini telah berujung pada tindakan aniaya-karakter. Bukankah jauh lebih berharga bila mencurahkan energi untuk berbuat sesuatu terhadap gejala tindakan fasis seperti ini, dan bukan cuma dengan gagap dan latah mengatakan bahwa bahasa alay merusak bahasa nasional Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Once Upon a Time In America : Hembusan Kenangan Kelam Mafia

Walau saya baru tahu bahwa film ini sebenarnya berdurasi 269 menit (4 jam 29 menit), itu tak mengendurkan saya untuk mengagumi film ini.  Masih beruntung saya mendapatkan film dengan durasi 229 menit (3 Jam 49 menit),  karena ada yang lebih mengerikan jika dikaitkan sejarah editing film ini. Film Once Upon Time in America yang rilis di amerika pada tanggal 1 Juni 1984 hanya menyisakan durasi film 139 menit! Bisa di bayangkan betapa sakitnya sang sutradara Sergio Leone ketika melihat filmnya sendiri. Once Upon Time in America adalah film yang dapat membuat penonton mengkerutkan dahi mereka. Pasalnya banyak scene cukup membuat bingung, mungkin pengaruh proses cutting, atau saya yang kurang mengerti isi cerita film ini. Alur film non-kronologis (1920-1960), serta cerita lebih banyak di gambarkan dengan kilas balik. Film ini menceritakan kisah hidup Noodles (Scot Tiller-Robert De Niro) anak jalanan di Kawasan Manhattan yang berjuang bertahan hidup dengan jalan menjadi...

Guns Akimbo, Urakan juga Brutal

Penyihir sudah amat melekat dengan Daniel Radcliffe. Sejak 2001 hingga 2011 dia tampil di layar lebar dengan film Harry Potternya. Jika di total Radcliffe sudah bermain untuk 8 film Harry Potter Universe. Film Sebanyak itu membuat sosoknya tidak mudah lepas dengan karakter lugu dan logat britishnya Harry Potter. Kali ini dia mencoba karakter baru di film terbarunya Guns Akimbo . Sutradara Jason Lei Howden menunjuk Samara Weaving sebagai lawan main juga musuh Redcliffe di dalam film yang penuh dengan aksi ini. Cerita di film ini mengisahkan hidup Miles yang di perankan cukup bagus oleh Radcliffe. Dia adalah seorang pekerja di salah satu pengembang game, introvert juga pecundang yang bahkan gagal move on dari mantan pacarnya namun galak di dunia maya. Karena salah satu Troll (nyinyir)nya, dia di buru oleh kelompok pengembang situs streaming Real Deathmatch yang bernama Skizm dan di paksa ikut dalam permainan hidup mati yang brutal. Keseruan di mulai ketika Miles bangu...

Juragan Haji: Meraih Cerita Pendek yang Kaya Konflik

Cover Buku Juragan Haji  Judul Buku   : Juragan Haji Penulis           : Helvy Tiana Rosa Penerbit        : Gramedia Tahun            : Agustus, 2014 Tebal              : 188 Halaman M emang sudah tampak isi yang akan dicurahkan Helvy Tiana Rosa dalam buku ini. Tema islami akan terlintas pada benak calon pembaca sejak melihat sampul buku yang terpampang di toko. “Juragan Haji” merupakan judul kumpulan cerpen karya Helvy yang terbit di bulan Agustus 2014 lalu. Beliau memang sudah menjadi nama yang kondang dalam jagat sastra, terutama dalam mengangkat tema-tema islam kontemporer dan sosial. Segudang karya yang ditulisnya mendapat perhatian para pemerhati sastra Indonesia bahkan dunia. Selain itu, Helvy juga terbilang aktif dalam perkumpulan serta organisasi seni dan sastra.  Terlepas dari kegiatan dan keseriusan Helvy di dunia kesusastraan, kum...