Sebenarnya berat mengatakan ini, tapi ini adalah perjalanan dari sebuah siklus dari beribu siklus yang terjadi di dunia ini. Ini sangat erat dengan kehidupanku, entah masa lampau atau masa depan. sekarang adalah waktu yang tepat untuk menggambarkan keadaan diantara kedua masa itu “Walau seumur hidup tanpa lampu”. Jalan terbentang di depan tanpa berat mununjuk arah yang pasti. Tujuan belum terlihat, jalan masih panjang, dan saya hanya berjalan seperduaribu perjalanan hidup. Tak ada yang tahu jalan di depan , hanya tau arah, itupun jika tak ada persimpangan. Semua tampak absurd, takjelas hingga hati ini sukar untuk menentukan pilihan yang sudah ada. Antara “ya” dan “tidak” adalah suatu kombinasi keseimbangan pilihan. Hal ini penuh dengan konsekuensi tanda tanya hingga memberi konsep absurd menjadi ada. Ketika dua pilihan di sugukan, tanpa tahu jalan yang akan ditempuh. Itu merupakan pilihan tersulit yang pernah ada. Banyak yang mengatakan itu adalah pilihan mudah jika tahu jalannya. Dan sementara ini pilihan adalah sulit jika tak tahu arah, apalagi jalan. Kecendrungan memilih kini menjadi sebuah paksaan. Karena kita tak pernah tahu jalannya. Mungkin kita mengetahui arah, tapi jika jalan tak tahu. Siapa yang akan mengantar?.
Pertanyaan siapa yang akan mengantar itu juga merupakan sebuah pilihan kembali. Pengantar bisakah di percaya?. Apakah bisa mengantar dengan selamat?. Bisakah mengantar sampai tujuan. Karena selamat tanpa tujuan adalah hambar, sampai tujuan tapi tak selamat adalah sia-sia. Kemudian itu juga berbalik kepada pilihan “Ya” atau “tidak”. Ini keseimbangan yang sangat menyiksa sebenarnya. Tapi jika tak ada keseimbangan maka tak ada dunia. Itu salah satu yang saya percayai sampai hari ini. Semenjak Dualis pilihan itu muncul, ada dunia yang muncul pula. Dunia “Ya” dan dunia “ tidak”. Dunia “Ya” adalah dunia yang ceroboh, serta membuat penghuninya mati ditelan keinginannya. Sementara Dunia “Tidak” adalah dunia kesalahan yang pernah diciptakan dualisme pilihan.
Kedua dunia yang tak bisa bersatu itu adalah dunia inovatif dengan berbagai macam timbal balik di dalamnya. Kini kembali kepada perjalanan hidupku dengan dua kombinasi pilihan yang amat sangat membingungkan. Semua mempunyai pandangan, semua mempunyai arah, serta tujuan. Tapi dengan konsekuensi yang diterima, kita tak bisa mengelak. Tak mungkin dalam kehidupan ini ada jalan yang sama, walau tujuan sama. Ada beratus pilihan jalan yang ada menaruh hati untuk dilalui. Semuanya tak jelas karena tak semua orang pernah melewatinya. Ditambah iringan detak jantung waktu yang semakin bertambah. Jalan itupun tak akan pernah selamanya sama. Sehingga Dualisme pilihan itu menjadi musuh yang terbaik yang akan kita hadapi selama kita hidup.
Comments
Post a Comment